Istilah wahhabi selalu di nisbatkan kepada ulama’ Arab Saudi, padahal mereka tidak pernah menamakan dirimereka sebagai kaum wahhabi.
Wahhabi selalu di tuduh sebagai kelompok yg tidak toleran terhadap masalah khilafiyah, karena firman Allah ta’ala :وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS: Al An’am :153).
Siapakah Wahhabi??? |
Tidak cukup itu bahkan cerita seram lainnya menuduh Wahhabi di samakan dengan Zionist. Isu inipun di khawatirkan akan membingungkan ummat dan merusak ukhuah islamiyah. Untuk menguak kebenarannya mari kita bandingan kisah sejarah yg menguak asal mu asal tentang Wahhabi.
Wahhabi di nisbatkan kepada ulama’ asal Najed yg di dalam dakwahnya mendapat dukungan oleh pendiri kerajaan Arab Saudi yakni Abdul Aziz bin Sa’ud. Namun hingga kini sejarah Wahhabi menjadi kontrofersi dan mengundang stigma negative.
Ahmad Mansyur Syurya Negara dalam bukunya “Api Sejarah” mengaitkan Wahhabi dengan imperialisme dan kolonialisme barat terhadap islam.
Seorang sejarawan yg bernama Ahmad Mansyur Syurya Negara dalam bukunya “Api Sejarah” mengaitkan Wahhabi dengan imperialisme dan kolonialisme barat terhadap islam. Menuduh Abdul Aziz Bin Saud dan Muhammad Bin Abdul Wahhab berkolaborasi dengan kerajaan protestan anglingkan inggris untuk menggulingkan Raja Husein dan putranya Raja Ali yg mengangkat dirinya sebagai sultan Turki Utsmani setelah sultan Turki Utsmani sultan Abdul Majid di turunkan pada 3 maret 1934. Raja Husain mengklaim bahwa batas Arab yg meliputi Palestina dan Syiria sebagai wilayahnya.sementara kerajaan protestan anglingkan inggris memilih mendukung Abdul Aziz bin Saud, karena tidak mengklaim palestina dan syiria sebagai wilayahnya. Hingga memungkinkan berdirinya Negara Israel setelah perang Dunia kedua. Karena itulah menurut buku ini kerajaan Arab Saudi di tuduh memberontak kepada Ke khalifahan Turki Utsmani..
Pada tahun 1962 di rilis film berjudul “Lawrence Of Arabia” yg menceritakan tentang kisah seorang letnan dari pasukan Inggris Thomas Edward Lawrence yg berperan di balik berdirinya kerajaan Arab Saudi. Film yg konon di ambil dari kisah nyata ini memunculkan banyak kontroversi, karena Lawrence membantu Saud untuk berdirinya kerajaan Arab Saudi dan memerangi khalifah turki ustmani.
Martin gilbler, Lawrence
Menurut sejarawan Inggris (kafir) Martin gilbler, Lawrence adalah seorang agen Zionist. Seperti di kutib Yerussalem Post edisi 22 february 2007. Sejarahpun mencatat runtuhnya keKhalifahan Turki Utsmani akibat infiltrasi Zionistme setelah sultan Mahmud 2 menolak keinginan salah seorang Tokoh Zionist untuk menyerahkan palestina kepada orang2 yahudi. Teori ini seolah2 mendapat pembenaran jika melihat kerajaan Arab Saudi menjadi teman dekat Amerika Serikat. Dalam sebuah memoir seorang mata-mata Inggris yg berjudul hanfer the brithis spay to beatle east menyebutkan bahwa inggris telah merekayasa Muhammad Abdul Wahhab sebagai imam dan pendiri gerakan Wahhabi. Hanfer berpura2 menjadi muslim dengan mengganti namanya menjadi Muhammad ia mengaku sebagai ideolog dan gurunya Muhammad Bin Abdul Wahhab. Kisah ini juga di tulis oleh Muhammad Bin Abdullah Sindy seorang professor Hubungan Internasional berkebangsaan Saudi-Amerika. Menurut professor sindy hanfer telah memberi Abdul Wahhab uang, memberi hadiah2 lainnya dan mencuci otaknya dengan meyakinkannya bahwa orang2 islam wajib di bunuh. Karena orang2 islam telah melakukan penyimpang yang berbahaya. Kaum muslim telah keluar dari prinsip2 islam yang mendasar, telah melakukan perbuatan-perbuatan Bid’ah dan syirik. Hanfer (kafir) juga telah membawa mimpi liar, dan mengatakan bahwa dia bermimpi bahwa nabi Muhammad mencium kening Abdul Wahhab. Berdasarkan (fersi ini) Abdul Wahhab menjadi terosebsi dan merasa bertanggung jawab untuk memunculkan sebuah aliran atau pemahaman baru di dalam islam yg bertujuan untuk memurnikan dan mereformasi islam. Aliran ini lalu menyerang dan memberantas Adat dan kebiasaan buruk masyarakat Arab. Menurut Wahhabi orang yg selain menyembah Allah telah musrik dan boleh di bunuh. Wahhabi pun di pandang sebuah aliran yg menumbuhkan benih2 radikalisme dalam islam.BENARKAH SEMUA TUDUHAN SEJARAWAN BARAT INI???
Tunggu dulu kita jangan terlalu percaya karena sejarah bias jadi sebagai fakta yg direkayasa untuk kepentingan politik dan kekuasaan. Jangan2 ini adalah sebuah konspirasi untuk memecah belah umat islam dengan cara menciptakan Wahhabi sebagai musuh umat islam.
Wahhabi selalu di identikkan dengan kelompik teroris padahal Al Qaeda yg di tuduh sebagai kelompok ekstrim bermushan dengan pemerintah kerajaan Arab Saudi.
Para ulama’ Saudi yang di tuduh Wahhabi sesungguhnya ulama yg mengikuti prinsip SyalafusSholih. Antara lain, : melarang Umat Islam untuk berunjuk rasa apalagi memberontak kepada penguasa muslim. Sejarah Wahhabi dalam fersi lain juga pernah di teliti oleh para ilmuan orientalis, istilah Wahhabi bukan di nisbatkan kepada Muhammad bin Abdul Wahhab, melainkan dnisbatkan kepada Abdul Wahhab bin Abdul Rahman bin Rustum yg wafat pada tahun 211 H sedangkan Muhammad bin Abdul Wahhab lahir pda tahun 1151 H. kelompok ini terlalu ekstrim terhadap Ulama’ Ahlu Sunnah yg klaim mereka ajarannya banyak menyimpang. Isu Wahhabi sengaja di gulirkan oleh para imperialis seperti inggris dan perancis… bahkan di Indonesia Imam Bonjol (seorang Alim ulama sekaligus tokoh Indonesia) yg mengobarkan jihad perng badri di tuding sebagai Wahhabi. Karena dakwahnya membongkar kebisaan kaum Adat. Karena itulah Wahhabi di isuka sebagai kelompok sesat. Kalau begitu siapakah sesungguhnya Muhammad bin Abdul Wahhab ??
Nama lengkap Muhammad Bin Abdul Wahhab Bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad Bin Rasyid Bin Barra Bin Musrif At-Tamimi, lahir pada tahun 1694 M di kota uyayniyah yang masih masuk wilayah Najd wilayah barat kota Riyadh. Beliau banyak belajar fiqh mazhab Hanballi dan sangat tertarik mempelajari kitab-kitab Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah dan muridnya Ibnu Quyyum R.a. di Madinah beliau berguru kepada Syaikh Abdullah Bin Ibrahim Bin Syaif An-Najdi dan Syaikh Muhammad Hayyah Bin Ibrahim As-Sindy. Dalam Dakwahnya Muhammad Bin Abdul Wahhab sangat mementingkan Aqidah (tauhid) yg lurus untuk membebaskan umat islam dari syirik, bid’ah, khurafat. Pada saat itu kuburan para sahabat nabi banyak yang di keramatkan di agungkan, bahkan di jadikan tempat untuk meminta-minta. Karena dakwah inilah beliau selalu menjadi sasran pembunuhan. meskipun sempat terusir dari kawasan uyayniyah Syaikhul Islam Muhammad Bin Abdul Wahhab tak pernah berhenti untuk meluruskan penyimpangan-penyimpangan yg terjadi pada umat islam di masa itu.
Pada Abad 12 H / abad 17 M (masa-masa kolonialisasi dan imperialism barat) kehidupan politik di jazirah arab berada di dalam kekacauan. Sering terjadinya perebutan kekuasaan (adat bangsa Arab) antara para kabilah sementara kekuasaan Khalifah Turki Utsmani semakin melemah karena banyak kekalah dalam peperangan seperti perang dunia ke dua. Para penguasa yang saat itu menindas rakyat dengan upeti yang begitu tinggi. Karena itulah mereka sangat terganggu dengan dakwah ulama yg berani dan lulus termasuk yg di lakukan Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab. Dari sisi agama kehidupan umat islam di zaman itu banyak yang menyimpang dari ajaran islam, merebaknya praktek kesyirikan, perdukunan dll menjadi tantangan yg sangat berat bagi para ulama, beruntung dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab mendapat dukungan oleh Abdul Aziz Bin Saud pendiri kerajaan Saudi sehingga mampu memberantas praktek-praktek kesyirikan dan menegakkan ajaran tauhid. Namun disisi lain ada penyeragaman pemahaman ke agamaan baik dari sisi Aqidah maupun Fiqih yg hanya mengikuti mazhab fiqih imam Hanballi karena itulah memicu sebagian resistensi (khilaf Fil Fiqhiyah) sebagian ulama yg berbagai faham.
Fitnah atau bencana yg menimpa umat islam sudah di Isyaratkan oleh Nabi Muhammad S.A.W :
Dari Abdullah bin Umar, Nabi berdiri di samping mimbar dan bersabda “Fitnah disini dari arah munculnya tanduk setan atau tanduk matahari ”. (H.R Bukhari,Muslim). Yg dimaksud tanduk setan adalah berada di sebelah timur Madinah yaitu Nejad. Secara bahasa nejad adalah daratan tinggi yang berada di Iraq dan timurnya, tapi ada yg mengartikan nejad adalah tempat kelahiran Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab dari bani Tamim yang di tuduh membawa bahaya perpecahan pada ummat islam. Namun sejatinya dari berbagaian Hadist Rasulullah Saw menyatakan bahwa bani tamim merupakan keturunan Nabi Ismail As yang di cintai oleh rasulullah. Di riwayatkan oleh Abu Hurairoh ia berkata “saya akan senantiasa mencintai bani tamim karena 3 hal yang saya mendengar dari Rasulullah Saw tentang mereka : 1. Saya pernah mendengar Rsulullah Saw bersabda “mereka bani tamim adalah umatku yang paling gigih melawan Dajjal “. Ke 2. Ada tawanan perempuan di rumah Aisyah R.a kemudian Rasulullah bersabda “Hai Aisyah bebaskanlah ia, karena ia adalah keturunan Ismail As”. Ke 3. Rasulullah Saw pernah bersabda ketika Ada zakat dari bani tamim, “Ini adalah zakat dari kaum kami” (H.R Bukhari).Namun dalam Hadist lain rasulullah juga menyatakan dari kalangan bani tamim akan muncul kelompok yg membawa bencana bagi umat islam, kelompok ini disebut dengan nama Khawarij yang mudah mengkafirkan kaum muslim, bahkan tidak segan membunuhnya karena berbeda faham.
Di riwayatkan Dari Abu Sa’id Al-Hutri R.a berkata,” ketika kami sedang bersama Rasulullah Saw yg sedang membagikan2kan pembagian harta datang Dzul Khuwaisyirah seorang laki2 dari bani tamim lalu berkata : Wahai rasulullah tolong engkau berlaku adil. Maka dia berkata, Celakalah kamu!! Siapa yang bisa berbuat adil kalau aku saja tidak bias berbuat adil?, sungguh kamu telah mengalami keburukan dan kerugian jika aku tidak berbuat adil. Kemudian Umar berkata : Wahai Rasulullah izinkan aku untuk memenggal batang lehernya. Beliau bersabda : biarkanlah dia karena dia nanti akan memiliki teman-teman yang dari salah seorang dari kalian memandang remeh Shalatnya di banding shalat mereka, puasanya di banding puasa mereka, mereka membaca Al-Qur’an namun tidak sampai ke tenggorokan mereka, mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak padah dari target hewan buruan”
+) Sebagai seorang muslim kita harus berhati-hati (BerTabayun) dengan berbagai tuduhan ini karena akan memicu perpecahan umat, Allah berfirman :
"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ" (الحجرات: 6)
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Untuk memahami Syaikh Muhammad bin Abdul wahhab sangatlah tidak sulit, berbagai buku karyanya bisa jadi rujukan hingga kita tidak mudah terbawa isu negative. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab pernah menulis surat untuk penduduk Qasim untuk membantah berbagai fitnah. seperti di kutib dalam berbagai kitab seperti karya Mas’ud An-Naddawi yang berjudul “Muhammad Bin Abdul Wahhab mushlih mazlum” , Karya Abdul Aziz bin abdul lathif yang berjudul “Tawib munawi in lidakwah muhammad bin abdul wahhab”, atau bukarya syaikh Sholeh Fauzan yg berjudul “Min A’lam Al Mujaddidin”. Salah satu yang di bantah beliau adalah tuduhan bahwa dirinya mengingkari berbagai kitab imam berbagai mazhab dan mengatakan bahwa perbedaan pendapat anatara para ulama sebagai bencana.
Dalam salah satu kitabnya “Ushulu Tsalatsah” beliau banyak mengutip pendapat imam syafi’i dan ibnu katsir. Inilah sebagai bukti kecintaan beliau terhadap imam mazhab dan tidak hanya berpegang terhadap mazhab Hanbali.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab di tuduh melarang Ziarah kubur, mengkafirkan orang yg bertawasul dan berencana menghancurkan makam Rasulullah.
Menjadikan makhluk sebagai perantara doa kepada allah atau di sebut tawasul menjadi perdebatan diantara para ulama, Sayyid Muhammad Alwi Al-Baliki seorang ulama ahlu sunnah yang menjadi guru para ulama indonesia menulis sebuah buku yang berjudul “Mafahim yajid Abdus-Sohah” antara lain mengutip pendapat syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tentang kontrovesi tawassul. Sebagian membolehkan tawasul kepada orang2 sholeh dan sebagian lagi mengkhususkan hanya kepada nabi muhammad Saw dan kebanyakan ulama melarang hal itu dan me makruh kannya. Meskipun yg benar menurut kami adalah pendapat jumhur ulama yaitu makruh oleh karena itu kami tidak mengecam kepada seseorang yg melaksanakannya dan tidak ada kecam-kecaman di dalam masalah ijtihad. Akan tetapi kecaman kami adalah terhadap orang-orang yg memohon kepada makhluk lebih besar daripada memohon kepada Allah Swt (ini fatwa mutlak Syaikh Muhammad bin abdul wahhab).dalam fatwanya juga dia menjelaskan bahwa tidak mengkafirkan seorangpun dari kalangan muslim yg melakukan dosa sebagaimana yg di lakukan kaum khawarij. Beliau juga berpendapat wajib taat terhadap pemimpin muslim baik yg bertindak adil maupun yg bertindak dzolim selama mereka tidak menyuruh kedalam perbuatan maksiat. Inilah yg menjadi keyakinan jumhur ulama’ Ahlu sunnah wal jamaah.
Menjadikan makhluk sebagai perantara doa kepada allah atau di sebut tawasul menjadi perdebatan diantara para ulama, Sayyid Muhammad Alwi Al-Baliki seorang ulama ahlu sunnah yang menjadi guru para ulama indonesia menulis sebuah buku yang berjudul “Mafahim yajid Abdus-Sohah” antara lain mengutip pendapat syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tentang kontrovesi tawassul. Sebagian membolehkan tawasul kepada orang2 sholeh dan sebagian lagi mengkhususkan hanya kepada nabi muhammad Saw dan kebanyakan ulama melarang hal itu dan me makruh kannya. Meskipun yg benar menurut kami adalah pendapat jumhur ulama yaitu makruh oleh karena itu kami tidak mengecam kepada seseorang yg melaksanakannya dan tidak ada kecam-kecaman di dalam masalah ijtihad. Akan tetapi kecaman kami adalah terhadap orang-orang yg memohon kepada makhluk lebih besar daripada memohon kepada Allah Swt (ini fatwa mutlak Syaikh Muhammad bin abdul wahhab).dalam fatwanya juga dia menjelaskan bahwa tidak mengkafirkan seorangpun dari kalangan muslim yg melakukan dosa sebagaimana yg di lakukan kaum khawarij. Beliau juga berpendapat wajib taat terhadap pemimpin muslim baik yg bertindak adil maupun yg bertindak dzolim selama mereka tidak menyuruh kedalam perbuatan maksiat. Inilah yg menjadi keyakinan jumhur ulama’ Ahlu sunnah wal jamaah.
Bantahan terhadap fitnah ini juga pernah di sampaikan oleh raja Saudi Abdul Aziz bin Saud dalam pidatonya dalam jamaah haji pada 11 mei 1929, seperti di tulis di dalam buku “Al Wajiz fi Sirah malik Abdul Aziz”. (isi) “Mereka menamakan kami sebagai orang2 wahhabi, mereka menamakan mazhab kami wahhabi dengan anggapan sebagai mazhab khusus ini adalah kesalahan yang amat keji muncul dari isu2 bohong dari orang2 yang mempunyai tujuan tertentu. Dan kami bukanlah pengikut mazhab dan aqidah baru, Muhammad Bin Abdul Wahhab tidak membawa sesuatu yang baru aqidah kami adalah aqidah Syalafus-Sholih yaitu yg terdapa di dalam kitabullah dan Sunnah rasulnya serta apa yg menjadi pegangan syalafus-Sholih, kami memuliakan imam2 yg 4, kami tidak membedakan antara imam2 : Malik,Syafi’i,Ahmad,Abu Hanifah seluruh mereka adalah orang2 yang di hormati dalam pandangan kami sekalipun kami dalam masalah fiqih berpegang dalam mazhab Hanbali “
Istilah Wahabi bukanlah hal yg baru, dahulu sempat di sematkan kepada da’i dari kalangan Muhammadiyah, Persis, Dan Al Irsyad yg gigih memberantas tradisi yg berbau kesyirikan di indonesia. Karena dalam Aqidahnya mereka banyak merujuk kepada Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah. Misalnya tidak mengenal takwil dalam mengartikan tangan atau singgah sana Allah, namun zat dan sifatnya tidak bisa disamakan dengan tangan manusia atau singgahsana raja. Gerakan Muhammadiyah,Perssis, dan Al Irsyad banyak terinspirasi dengan pendapat Muhammad bin Abduh yg menyarakan gerakan tajdid atau pembaharuan islam. Muhammad Abduh mengajak umat Islam meninggalkan praktek tarekat dan tidak lagi terikat terhadap pendapat imam mazhab kemudian umat islam harus merumuskan sendri doktrin islam sesuai dengan Al-Qur’an- As-Sunah dengan sesuai perkembangan zaman. Ggasan ini mendapat penolakan oleh Hadrotu AsSyaikh Hasyim Asyari pendiri Nahdlotul Ulama’ : “Untuk memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah nabi tidak mungkin utuh tanpa mempelajari pendapat ulama Syalaf terutama para imam mazhab. Kiyai Hasyim Asyari pun berpendapat “tidak semua tradisi keAgamaan di anggap menyimpang dari syari’at islam”. Perbedaan paham ini sering menyulut konflik sosial, namun seiring makin bijaknya para ulama mereka tidak lg mempersoalkan masalah khilafiyah, jika masih ada da’i2 yg bersikap ekstrim sudah seb aiknya kita menasehatinya dengan bijaksana, bukan melawannya dengan berbagai tuduhan keji.
Kyai Hasyim Asyiari
Doktrin Kyai Hasyim Asyiari sebenarnya seirama dengan pemahaman kaum syalaf yg berusaha memahami islam dengan merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi berdasarkan pemahaman Syalafu Sholih yaitu 3 generasi awal Para Sahabat, Tabi’in,Tabi’u tabi’in. Sebagaimana sabda nabi bahwasannya mereka adalah generasi terbik. Namun gerakan Syalaf yg berkembang di indonesia mendapat stigme negative sebagai kaum Wahhabi, mereka di tuduh tidak bisa berkompromi dalam masalah Bid’ah dan tradisi keagamaan yg tidak pernah di contohkan oleh generasi Syalafus-Sholih.Baik Kaum Syalafi,NU,Muhammadiyah,Persis,Al Irsyad sejatinya mengaku sebagai kaum Sunni atau Ahlu sunnah wal jamaah. Menurut imam ibnu jauzi : “tidak di ragukan lagi orang-orang yg mengikuti sunnah rasulullah Saw dan para sahabatnya adalah Ahlu sunnah, sedangkan yg dimaksud wal jamaah adalah mereka yang bersatu di atas kebenaran dengan mengikuti pemahaman Nabi,Sahabat,Tabi’in, dan Tabi’u Tabi’in”. Perbedaan paham diantara ulama tidak seharusnya merusak ukhuah islamiyah.. Imam Malik Berkata : “ Percekcokan dan perdebatan di dalam ilmu itu menghilangkan cahaya ilmu dari hati seorang hamba “. Sementara imam Syafi’i Ra : “Percekcokan dalam agama itu mengeraskan hati dan menanamkan kedengkian yg sangat”. Perbedaan faham mungkin tidak bisa di hindarkan tetapi seringkali kita mudah memberi stigme negative karena hanya berbda faham begitu pula sebaliknya. Mungkin kita gampang memfonis sesat atau syirik kepada sesama muslim.
Al-Qur’an telah mewanti2 agar sesama muslim menghindri sebuah pertikaian. Allah berfirman :
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: " Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (Al-Isra’ : 53)
Semoga bisa menjadi maklumat bagi kawan2 Aswaja atau Ahlu Sunnah yang belum tahu dan selalu terjaga kerukunan di antara kita serta dapat bersatu padu melawan orang2 munafiqin dan kafir.... amiin
izin bookmark gan buat ane baca secara detail
ReplyDelete