artikel PROSES MODEL REKAYASA PERANGKAT


Model Proses Rekayasa Perangkat Lunak

Pemodelan dalam suatu rekayasa perangkat lunak merupakan suatu hal yang dilakukan di tahapan awal. Di dalam suatu rekayasa dalam perangkat lunak sebenarnya masih memungkinkan tanpa melakukan suatu pemodelan. Namun hal itu tidak dapat lagi dilakukan dalam suatu industri perangkat lunak. Pemodelan delam perangkat lunak merupakan suatu yang harus dikerjakan di bagian awal dari rekayasa, dan pemodelan ini akan mempengaruhi perkerjaan-pekerjaan dalam rekayasa perangkat lunak tersebut.

Di dalam suatu industri dikenal berbagai macam proses, demikian juga halnya dengan industri perangkat lunak. Perbedaan proses yang digunakan akan menguraikan aktivitas-aktivitas proses dalam cara-cara yang berlainan. Perusahaan yang berbeda menggunakan proses yang berbeda untuk menghasilkan produk yang sama. Tipe produk yang berbeda mungkin dihasilkan oleh sebuah perusahaan dengan menggunakan proses yang berbeda. Namun beberapa proses lebih cocok dari lainnya untuk beberapa tipe aplikasi. Jika proses yang salah digunakan akan mengurangi kualitas kegunaan produk yang dikembangkan.

Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model yang telah dikembangkan untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak. Model-model ini pada umumnya mengacu pada model proses pengembangan sistem yang disebut System Development Life Cycle,


          Memahami berbagai macam prosses Model yang ada pada rekayasa perangkat lunak dan memahami segala aspek dalam permasalahan yang terjadi di dunia IT maka penulis mencoba menjelaskan atau mebaha tentang Macam-Macam Model dalam rekayasa prangkat lunak,

          Di dalam makalah atau tugas invidual ini penulis mencoba membahas 3 dari antara prosses model yang ada pada Rekayasa Perangkat Lunak Yaitu:

1.     Model Waterfall
2.     Model RAD
3.     Spiral Model

1. Model  Waterfall

Model Waterfall ini awalnya ditemukan oleh Winston W. Royce pada tahun 1970 . Dia menulis sebuah artikel ilmiah yang berisi pandangan pribadinya pada pengembangan perangkat lunak . Pada paruh pertama dari artikel, ia membahas sebuah proses yang dia sebut ” megah ” . Dia bahkan menggambar sosok model , dan lain yang menunjukkan mengapa hal itu tidak bekerja ( karena persyaratan selalu berubah ) . Model ini adalah air terjun . Dia menggunakannya sebagai contoh dari proses yang sama sekali tidak bekerja. Di paruh kedua artikel ia menggambarkan proses berulang-ulang bahwa ia dianggap jauh lebih baik .
         Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life cycle” atau model waterfall. Model ini sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing / verification, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement. Berikut gambar model waterfall. 
Gambar: Model Waterfall



Pada model Waterfall atau disebut  model air terjun, ada beberapa fase yang harus kita terapkan, yaitu:

1.    Analisi kebutuhan lalu pendefenisiannya
2.    Perancangan Sistem dan Perangkat lunaknya
3.    Implementasi dan unit testing
4.    Integrasi dan pengujian sistem
5.    Pengoprasian dan persawatan

Dimana sebuah proses akan kembali ke state sebulumnya agar tidak ada perubahan setelah proses menuju state di bawahnya sebab sangat sulit.
     Setiap model pasti ada kekurangan dan kelebihan, dan berikut merupakan kekurangan dan kelebihan dari model Waterfall :
Seperti Contoh gambar di bawah

Kekurangan Model Waterfall:

       Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses.
       Hal ini mengakibatkan sulitnya untuk merespon perubahan kebutuhan pengguna (user).
       Model air terjun harus digunakan hanya ketika persyaratan dipahami dengan baik.



Kelebihan Model Waterfall:

       Bisa digunakan jika suatu persyaratan untuk membuat suatu software sudah dipahami dengan baik dan sudah lengkap semua persyaratan yang ada.

2. Model RAD

Rapid Aplication Model (RAD) adalah sebuah proses perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier dimana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari).
           

Kelebihan Penggunaan Model RAD

       Dimungkinkan dalam proses pembuatan membutuhkan waktu yang sangat singkat (60-90 hari).

       Menghemat biaya, karena penekannya adalah penggunaan komponen-komponen yang sudah ada.

       RAD menggunakan kembali komponen-komponen yang sudah ada, maka beberapa komponen program sudah diuji sehingga kita dapat melakukan penghematan waktu dalam uji coba


Kekurangan Penggunaan Model RAD

       Seperti semua proses model yang lain, pendekatan RAD memiliki kekurangan-kekurangan sebagi berikut :

       Bagi proyek yang besar tetapi berskala, RAD memerlukan sumber daya manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim RAD yang baik.

       RAD menuntut pengembangan dan pelanggan yang memiliki komitmen di dalam aktifitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek RAD akan gagal. RAD menekankan perkembangan komponen program yang bisa dipakai kembali. Reusable menjadi batu pertama teknologi objek dan ditemui di dalam proses rakitan komponen

       Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD. Bila sistem tidak dapat dimodulkan dengan teratur, pembangunan komponen penting pada RAD akan menjadi sangat problematis.

       RAD menjadi tidak sesuai jika risiko teknisnya tingggi. Hal ini terjadi bila sebuah aplikasi baru memforsir teknologi baru atau bila perangkat lunak baru membutuhkan tingkat interoperabilitas yang tinggi dengan program komputer yang ada.
Contoh gambar:
RAD design workshop

3.Model Spiral


Model ini berbasiskan pada kebutuhan terhadap aplikasi secara keberlanjutan untuk menyaring kebutuhan-kebutuhan tersebut dan estimasi proyek secara keseluruhan. Model ini menerapkan perancangan model proses yang lebih dinamis dengan terus beradaptasi terhadap kebutuhan proses bisnis dimasa yang akan datang sehingga versi aplikasi terus berkembang dengan fitur-fitur yang mengalami peningkatan dari waktu kewaktu.
Kebutuhan waktu untuk pengembangan aplikasi yang cepat dengan kapasitas proyek yang relatif kecil sangat relefan dengan model spiral ini. Keterlibatan pelanggan dengan tim pengembang perangkat lunak akan sangat sering terjadi karena pelanggan akan memberikan feedback dan persetujuan setiap tahap dalam pengembangan aplikasi perangkat lunak. Dengan adanya feedback dari pelanggan maka estimasi waktu terhadap penyelesaian proyek perangkat lunak menjadi semakin jelas.
4.     
Gambar 5. Tahapan Pada Model Proses Spiral (Boehm, 1988)




Model ini cukup baru ditemukan,yaitu tahun 1988 oleh Barry Boehm. Spiral adalah salah satu bentuk evolusi yang menggunakan metode iterasi natural yang dimiliki oleh model prototyping dan digabungkan dengan aspek sistematis yang dikembangkan model waterfall.
Spiral model dibagi menjadi beberapa framework aktivitas, yang disebut dengan task regions. Kebanyakan aktivitas2 tersebut dibagi antara 3 sampai 6 aktivitas. 

Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam spiral model :

      Customer communication. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif antara developer dengan user / customer terutama mengenai kebutuhan dari customer.

      Planning. Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya, perkiraan waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pengembangan software.

      Analysis risk. Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik resiko secara teknikal maupun secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin tidak ada pada model proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya dilakukan pada spiral model.

      Engineering. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih representasi dari aplikasi secara teknikal.

      Construction & Release. Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software, testing, instalasi dan penyediaan user / costumer support seperti training penggunaan software serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan software.

      Customer evaluation. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user / customer berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software pada tahap engineering maupun pada implementasi selama instalasi software pada tahap construction and release.

Adapun beberapa Kelebihan dan Kelemahan Model Spiral yang ada:

Kelebihan model Spiral :

1.     Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup  perangkat lunak komputer.

2.     Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar

3.     Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap   tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses

Kelemahan model Spiral:

1.     Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.

2.     Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.

3.     Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute

Kesimpulan

          Rekayasa Perangkat Lunak Dari tahun ketahu trus engalami operubahan dalam segala bidang mau pun ospek yang ada ,dan proses pemodelan ini masih sering di jalan kan oleh berbagai aspek dan biasanya satu di antara nbanyak model proses rekayasa perangkat lunak yang di gunakan dalam pekerjaan kita.
Penutup
          Sekian dari saya mungkin dari permasalahan yang kit abaca di atas apabila ada kekurangan mohon di maapkan karna kita masih sama-sama belajar di dalamnya
Sekian .
Referensi
Jeffrey A. Hoffer, Joey F. George, Joseph S. Valacich. Modern Systems Analysisand Design Second Edition. Addison-Wesley. 1997.
Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman. Systems Analysis andDesign Methods. McGraw-Hill. 2001.
Kendal & Kendal. Systems Analysis and Design Fifth Edition. Prentice-HallInternational, Inc. 2002.
Ramez El Masri, Shamkant B. Navache. Fundamental of Database Systems. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. 1994.
Raymond McLeod, George Schell. Management Information Systems 8/e. Prentice-Hall, Inc. 2001


http://belajarserioust.blogspot.com/
SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts