Renungan Untuk Negeri Kita Indonesia

 Negri kita ini dianugrahi kenikmatan Sumber Daya Alam yang luar biasa sehingga berbagai bangsa mencoba menjajahnya. Para pejuang dulu mungkin tidak secerdas Sumber Daya Manusia saat ini --yang tajam dalam mengkritisi segala yang ada, reaksi tapi kurang proaksi-- namun para pejuang dulu cerdas dalam mencerdasi kenikmatan hingga kemerdekaan pun teraih sudah. Bahkan negara Iran yang diembargo pun mengambil pelajaran dari H.Ahmad Soekarno presiden pertama negri kita dalam mencerdasi anugrah berbangsa dan bernegara.
Telah berapa pimpinan negri kita berganti namun seakan belum saatnya ibu pertiwi memiliki SDM yang mencerdasi kenikmatan, yang banyak adalah mereka yang hanya menikmati kecerdasan dengan berbagai kritik kepada sesuatu yang mereka nilai sebagai ketidak beresan.Presiden kita saat ini sudah berupaya mengajak untuk mencerdasi kenikmatan negri namun terus diganggu "makmum" yang asyik dengan onani kecerdasan konsep2 hampa dari pagi buta hingga pagi berikutnya.

Siapakah sebenarnya manusia yang cerdas ? Yang hanya menikmati kecerdasan atau mencerdasi kenikmatan?
. Siapapun pelayan bangsa saat ini adalah jodoh yang dipilih rakyat, mestinya rakyat tidak usah terpancing oleh mereka yang akalnya terpancung kapak para kacung2.
Manusia yang bijak bukan yang nafsu untuk tampil tapi mereka yang siap memimpin dan mau dipimpin. Bayangkan jika sebuah jama'ah shalat atau satu pasukan regu penyerang berisi orang2 yang tidak siap memimpin dan tidak mau dipimpin maka hasilnya mereka tidak bisa mencerdasi kenikmatan sebuah unity.
Para perusuh bangsa ini adalah orang2 egois yang hanya mencintai diri sendiri, yakni yang tidak mau adanya gerakan kebersamaan. Kegerahan jika ada gerakan yang mengajak untuk saling peluk bukan saling tunjuk dan saling tonjok.
Presiden kita sebenarnya sudah menerima kekurangan rakyat yang masih ngorok dalam mimpi konsep2 yg mereka angap kecerdasan, namun rakyat masih ada yang tidak mau dipeluk oleh kebijakan2nya. Bahkan masih banyak yang sambil kaki politiknya menendang langkah pimpinan, telinga dan matanya mencari calon pimpinan yang sesuai dengan seleranya...ini yang dinamakan onani menikmati kecerdasan sendiri dan tidak mencerdasi kenikmatan yang sudah ada.

SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts